Kamis, 13 Mei 2010

sulap atau sihir??

diambil dari blog Diyah Kusumawardhani dan di tulis kembali oleh RIKI CHIEN

Maraknya tayangan televisi yang menyajikan aksi sulap dan segala turunannya, menunjukkan bahwa belakangan sulap sedang hits di Indonesia.

Adalah Eduard Abramovich yang di kemudian hari dikenal menjadi Eisenheim. Saat mudanya, ia pernah bertemu dengan tukang sulap keliling. Pesulap itu menunjukkan beberapa trik kepadanya, hingga setelah beberapa trik, tiba-tiba pohon tempat Eisenheim berteduh dan juga pesulap tadi lenyap. Sejak itulah Eisenheim menjadi terobsesi dengan trik-trik sulap.

Singkat cerita, Eisenheim pun meninggalkan desanya yang berlatar di Austria, Hungaria untuk berkeliling dunia. Ia menyempurnakan sulapnya dan kembali 15 tahun kemudian sebagai seorang master illusionist. Saat ia kembali ke desanya, ia bertemu kembali dengan cinta pertamanya dulu. Berhubung kekasihnya sudah dimiliki orang lain, ia pun melakukan banyak trik sulap untuk bisa mendapatkan kembali Sophie, kekasihnya itu.

Leopold, yang “memiliki” Sophie ternyata mengendus hubungan mereka. Leopold berusaha menyingkirkan Eisenheim. Namun Leopold kalah cerdik dengan duet Eisenheim-Sophie yang mengatur skenario untuk bisa kabur bersama. Sophie pun diatur agar nampak seperti mati akibat dibunuh oleh Leopold saat bertengkar. Kematian pura-pura Sophie pun menggegerkan Vienna. Leopold yang tidak merasa membunuh Sophie pun mengutus Uhl untuk menyelidiki Eisenheim.
Sementara Eisenheim sibuk menyiapkan sulap terbarunya, yaitu memanggil arwah orang yang sudah meninggal. Hingga pada suatu pertunjukkan, ia memanggil arwah Sophie yang diyakini sudah mati oleh penduduk Vienna. Ia berusaha meyakinkan penonton bahwa ia benar memiliki kekuatan supranatural. Padahal, ia hanya melakukan beberapa trik menggunakan alat-alat misterius yang di operasikan oleh orang-orang Cina. Begitulah garis besar film The Illusionist (2006) yang sarat akan trik-trik sulap tingkat tinggi.

Dewasa ini, sulap nampaknya sedang menjadi hits di Indonesia. Sob tau acara The Master yang tayang di sebuah stasiun televisi swasta kan? Program acara yang merupakan ajang audisi bagi para pesulap, mentalist, illusionist atau apapun namanya itu saat ini sudah memasuki bagian ketiga. Uniknya, pada audisi bagian ketiga, banyak anak-anak kecil di bawah umur yang ikut menjadi peserta audisi.

Melihat antusiasme anak-anak kecil ini, stasiun televisi swasta ini pun membuat program serupa yang diperuntukkan bagi anak-anak. Maka muncullah program The Master Junior. Enam kandidat pun mulai unjuk kebolehan satu sama lainnya. Untuk lebih mengasah skill dan kemampuan, mereka ditemani kakak-kakak mentor yang tak lain adalah kandidat The Master senior. Mereka memperagakan kebolehan mereka. Mulai dari mempertontonkan aksi sulap klasik yang mengandalkan kecepatan tangan dan trik, sampai membaca pikiran orang lain.

Sejarah Sulap
Kata magic merupakan turunan daru bahasa latin “magi”. Magic atau sulap sudah eksis sejak beberapa abad lalu. Selain digunakan untuk hiburan, kadangkala sulap digunakan untuk menipu dalam berjudi. Namun pada awal abad 17, sulap digunakan untuk menakuti rakyat yang tidak berpendidikan. Profesi sulap ini menguat pada sekitar abad 18.
Pada 1584, Reginald Scot menerbitkan The Discoverie of Witchcraft (Penemuan Ilmu Sihir). Buku ini sengaja dibuat untuk menunjukkan bahwa penyihir tidak pernah eksis, dengan meng-ekspos sisi menakjubkan dari sulap. Buku ini pernah dibakar. Namun pada 1651, buku ini dicetak kembali.
Pernah dengar Harry Houdini atau Ehrich Weiss (1874-1926) yang pesulap tersohor di jamannya itu? Putra seorang rabbi Hungaria ini melakukan teknik yang dikenal dengan escapology. Houdini terkenal mampu melakukan teknik-teknik seperti melepaskan diri dari ikatan rantai besi. Atau mungkin Sob pernah dengar tentang David Copperfield? Yup, benar! Dia bisa menembus tembok Cina dan menemukan kapal hilang di Segitiga Bermuda. Nah, kalau sudah se-level David Copperfield, kira-kira masih bisa dibilang sulap atau sudah naik level jadi sihir ya Sob?
Dalam kasus ini, ada perbedaan pendapat yang mungkin tidak tersampaikan antara si pesulap dengan penonton tentang apa yang sedang terjadi. Tidak seperti di masa lalu, para pesulap di era kekinian hampir tidak ada yang mau menyatakan dirinya memiliki kekuatan supranatural.
Secara umum bisa dipahami bahwa kadangkala efek yang dilakukan pesulap didapat melalui aksi kecepatan tangan mereka, yang dibumbui dengan tipuan trik, kolusi dengan penonton, penggunaan alat-alat rahasia, dan trik-trik lainnya. Pesulap kemudian memanipulasi kesadaran penonton, sehingga penonton pun kadang tidak mampu menemukan penjelasan atas trik yang sudah dilakukan pesulap karena terlalu takjubnya. Selanjutnya, penonton pun ikut mengambil peran terhadap sesuatu yang sudah dia yakini bahwa itu tipuan. Untuk hal ini, Houdini dikenal mampu menimbulkan kepercayaan penontonnya melalui pengetahuan sulapnya untuk menghilangkan prasangka klenik di tengah penontonnya.

Sulap Dalam Islam
Sob, pada dasarnya trik sulap dibagi menjadi tiga. Pertama, murni dengan trik canggih yang bisa dijelaskan secara ilmiah. Belakangan banyak acara televisi yang berusaha mengungkap rahasia para pesulap dalam melakukan aksinya secara ilmiah. Kedua, dengan bekerjasama dengan jin, setan, dukun, tukang sihir. Misalnya seperti dalam atraksi debus atau kuda lumping dimana ada yang tidak mempan dibacok, kebal peluru, tahan api, dan lain-lain. Ketiga, kombinasi antara trik ilmiah dan bantuan makhluk halus (jin/setan). Yang terakhir ini seperti yang dilakukan David Copperfield, yang dikabarkan melakukan perjanjian dengan jin untuk mendukung aksi-aksi sulapnya.

Dalam www.aljazeerah.info, magic atau sulap atau sihir diartikan sebagai penggunaan alat-alat tertentu atau taktik atau material untuk mempengaruhi pikiran orang, sehingga mereka melihat dan mempercayai hal-hal yang tidak nyata menjadi nyata. Beberapa orang melakukannya agar dapat memiliki pengaruh bagi orang lain dan membuat orang-orang tersebut mau melakukan apa yang mereka perintahkan. Magic dengan tegas dilarang dalam Islam. Mempelajarinya dan mempraktekkannya sama saja dengan menyangsikan Allah.

Al Quran menyebutkan beberapa kali tentang sihir, tapi selalu diikuti dengan hinaan dan kutukan. Sob ingat kisah Firaun yang di bekingi penyihir-penyihir versus Nabi Musa? Yuk kita lihat kisahnya yang dipetik dari al Quran:

Ahli-ahli sihir berkata: ”Hai Musa, kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu, ataukah kami yang akan melemparkan?” Musa menjawab: ”Lemparkanlah (lebih dahulu)!” Maka, tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan). Dan Kami wahyukan kepada Musa: ”Lemparkanlah tongkatmu!” Maka, sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina. (QS Al-A’raf, 7: 115-119)

Maka tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil bersujud (kepada Allah). Mereka berkata: "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam, (yaitu) Tuhan Musa dan Harun.” (QS Al-Syu’ara, 26: 46-48).
Sob, ternyata Allah gak menyukai aktifitas sulap menyulap, tipu menipu, sihir menyihir, dan segala bentuk turunannya. Karena Allah gak suka dengan aktifitas tipu daya yang dilakukan oleh manusia yang satu terhadap manusia yang lainnya. Apapun bentuk tipu daya yang dilakukan manusia, sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya. So, jangan sampai deh kita terjebak dalam aktivitas tipu-tipu tadi, meski hanya menjadi penikmat alias penontonnya saja.

www.rikimagician.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar